Kamis, 09 Juni 2011

Kemilau yang Tersumbat

Di sudut rumah dengan sebuah laptop, TV nyala dengan berbagai acara tanpa ada yang peduli, dan tidak ada ketertarikan untuk ditonton. di sudut ini dengan perasaan yang tidak menyenangkan, tapi tetap berusaha untuk tersenyum dan berusaha bersabar dengan memerlukan sebongkah keikhlasan. akankah selalu seperti ini? hidup memang selalu berharap yang terbaik, tapi hidup tidak bisa berkehendak sendiri. ia perlu dipapah untuk menuju yang terbaik dan musti diarahkan menuju kesabaran dan mendapatkan keikhlasan. 
Disudut ini, otak terasa beku dengan berbagai onak yang terlintas dan mengendap hingga terasa kaku. tetap bersyukur dengan segala keadaan. kata, kalimat, paragraf,bait yang di dapat dari kawan-kawan yang selalu memberi semangat terhadap apa yang dirasa menjadi pengobat jiwa. 
Menjalani hari memang lelah, tapi lebih lelah lagi kalau tidak ada semangat untuk menjalani hari. disudut ini, terduduk memikirkan kata menjadi kalimat yang tersambung. terpikir sedikit oleh bayang-bayang saraf jika ada kalimat yang tidak nyambung maka tidak perlu dihiraukan oleh hati yang berbisik syahdu. teringat hari ini seakan jiwa brontak, ada KEMILAU yang TERSUMBAT. seluruh badan kaku..berteriak sang hati "jangan, KEMILAU tidak boleh tersumbat apalagi hilang". Darah mengalir deras, bak air terjun meluncur jatuh menyapa batu.
Ada kata yang dirangkai menjadi indah dan sejuk didengar "kita harus sabar, karena semua itu kehendak Yang Maha Kuasa, dan segala hal kehidupan yang diberikan untuk kita sesuai dengan hak dan kewajiban dan sesuai dengan kesanggupan kita untuk menyelesaikannya". jadi, semua itu mempunyai hikmah tersendiri. yeah..kata-kata itu memang bijak dan patut untuk diamalkan. tapi memang kadangkala tidak disengaja jiwa terasa lelah menghadapi semua. itu karena terlalu terpaku pada kehidupan yang berliku, tanpa melihat di depan cerah cahaya memandang.
Kemilau yang tersumbat, berharap tidak berada dialam nyata. kini tersadar dengan banyak nasehat yang membangunkan seorang dari alam mimpi yang terpaku pilu sedih mengharu biru. tidak jauh lagi perjalanan hidup ini ditunggu oleh sang waktu bersama cahaya bewarnakan pelangi, memancarkan KEMILAU menerangi bumi. mengajak diri sendiri untuk melihat kedepan gerbang kehidupan yang penuh sabar dengan keikhlasan. terus tersenyum menjalani hidup penuh arti. berjalan menelusuri arah yang dinanti.

                                                                                        Jalan Lingkar, 10/06/2011, 01:04
                                                                                                        Mira Marina