Rabu, 29 Februari 2012

Hati merindui jiwa


Malam yang larut, bertemankan nasyid berdering menyentuh qalbu, bergetar mata menitis air di atas pipi. Titisan air mata bertanda haru menggambarkan hati sedang merindu. Ketika diri mencari sebuah terangnya cahaya, namun yang tampak hanyalah kegelapan. Kegelisahan hati menyelimuti keheningan malam ini. Tiada rasa lain yang ada hanyalah rasa rindu pada Illahi.

Lantunan nasyid sebuah pertemuan membuat malam semakin dingin, semakin merindukan sebuah pertemuan. Hati selalu melirik saraf-saraf yang melewati jalurnya. Darah mengalir deras bagai banjir bandang yang tidak terhenti. Jantung bergoncang kuat menggoyangkan seluruh tubuh seakan ada gempa dahsyat yang bisa menelan korban. Jiwa sang penenang muncul mendamaikan keadaan, indah tak bisa dibayangkan. Lembut tak bisa disentuh.

Bila yang tertulis olehNya engkau yang terpilih untukku, lirik yang tercampur bersama pikiran yang ingin mengejar lebih jauh tentang suatu hal yang rahasia. Misterius yang tidak dapat ditebak manusia, tau ketika sudah menunaikannya. Tiada siapa yang dapat mengira kapan akan datang hari impian seluruh umat manusia. Bahagia, cinta dan kasih sayang tercurah oleh kemudahan sudut-sudut qalbu seakan menyapu semua kegelisahan yang ada.

Bait-bait cinta jauh tak menyapa. Waktu yang tepat akan menghampiri hati memberi senyum manis dengan berucap satu kata yang bermakna juta. Cinta karena Illahi membuat alam semesta ini menjadi iri.

Bertasbihlah cinta dengan sepenuh jiwa. Deraian air mata mengharui rindu tak bisa terbendungi. Ingin berkata “kembali” menerangi sang jiwa. Namun hati berbisik pelan katakan sesuatu yang bermakna.

Indah kenangan yang mungkin tak bisa diulang. Susah untuk diungkap kata bagai permaisuri berjalan di atas lantai berkaca. Pelan, pelan, dan seterusnya pelan. Hingga mencapai tujuan.
Suatu kehidupan menjumpai suatu pertemuan, suatu pertemuan menjumpai perpisahan. Tiada kehidupan tanpa ada pertemuan juga berakhir dengan perpisahan. Sedih, tapi bahagia bisa berjumpa mengenali saudara, mewakili ras yang berbeda. Rasa benci, suka, senang, bahagia, dan cinta tak sanggup dilepas dalam dekapan jiwa. Selamat datang selamat tinggal semoga berjumpa di Surga.

Mira M
01.03.2012  02:10
Serumpun White house’30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar